Ekspresi gangguan Bipolar |
Gangguan bipolar
adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrem,
yaitu episode depresi dan episode manik, secara bergantian. Episode manik
diartikan sebagai episode dimana terdapat peningkatan mood secara
tidak wajar, bicara tanpa henti dan tak kenal lelah, dari luar tampak seperti
ceria yang berlebihan.
Gangguan ini
dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan, pendidikan, dan sosial Si Penderita. Gangguan bipolar merupakan salah satu
gangguan kejiwaan yang bersifat kronik, serius, dan dapat berpotensi
mengakibatkan kecelakaan. Bahkan angka kematiannya jauh lebih tinggi, yaitu
sekitar 2-3 kali lipat di atas gangguan mental skizofrenia. Oleh karena itu,
gangguan ini perlu diwaspadai dengan mengenali gejala yang terjadi pada orang
sekitar maupun diri Anda sendiri.
Karena bukan tidak mungkin tanpa disadari gangguan ini
mungkin saja diderita oleh orang terdekat kita tanpa kita sadar. Mulailah
memahami perbedaan sedih dan depresi, juga ceria dan manik, apalagi ketika
seseorang mengalami kedua hal tersebut secara bergantian dalam kurun waktu
minggu sampai bulan. Hal yang dikhawatirkan dari penderita gangguan ini adalah
timbulnya ide bunuh diri saat episode depresi sedang berlangsung, jika sang
penderita kemudian melakukan ide bunuh diri ini tentu membahayakan jiwanya.
Gangguan bipolar umumnya menyerang seseorang di akhir masa
remaja atau ketika memasuki masa dewasa, yaitu sebelum usia 25 tahun. Menurut Dokter
Nurmiati Amir, SpKJ(K), Wakil Ketua Sie Bipolar dan Gangguan Mood lainnya
PDSKJI, wanita lebih rentan mengalami masalah ini daripada laki-laki. Hal
tersebut disebabkan gangguan bipolar sangat terkait erat dengan hormonal.
Terutama hormon estrogen. Gangguan mood pada wanita biasanya terjadi saat haid
atau sebelum haid, ketika hamil, dan pasca-melahirkan. Itulah mengapa wanita
lebih banyak mengalami gangguan bipolar.
Untuk menentukan seseorang mengalami gangguan bipolar, tidak
bisa dilakukan sembarangan. Harus ada penelusuran dan proses diagnosa lebih
lanjut oleh pihak berkompetensi. Namun demikian, apakah ada gejala dan tanda
yang menjadi indikasi tegas dari kondisi gangguan bipolar?
Gejala-gejala bipolar
dapat dikenali melalui beberapa ciri umum, seperti memiliki perasaan
gembira lebih dari biasanya, sangat bersemangat, energik dan sangat aktif,
penuh gairah, memiliki banyak ide, merasa tidak memerlukan waktu untuk tidur,
pekerja keras, berani mengambil risiko. Selain itu, kadang menjadi pemurung,
menarik diri, selalu merasa sedih, tidak bergairah, mudah tersinggung, memiliki
masalah dengan lingkungan social dan hokum, serta cenderung ingin bunuh
diri.
Gejala Awal Bipolar
Bagaimana cara mendeteksi gejala awal bipolar? Amatilah
beberapa gejala berikut :
- Mengalami depresi, terlihat kehilangan minat, murung, cepat lelah dan menarik diri dari lingkungannya selama beberapa minggu sampai bulan. Frekuensi depresi semakin lama semakin sering. Fungsi sosialnya terganggu secara jelas.
- Mengalami manik, yaitu peningkatan mood, berbicara cepat dan kadang-kadang loncat dari satu id eke ide lain dengan cepat, secara sadar senang menghamburkan uang walaupun tidak memiliki banyak uang, perilaku ingin menyenangkan semua orang terlihat.
- Dua hal di atas harus terjadi secara bergantian, dalam kurun waktu minggu atau bulan. Dan mengganggu fungsi sosial penderita dengan jelas, misalnya pekerjaannya terbengkalai.
Kabar gembira bagi Anda adalah, jika gangguan ini diobati
maka penderita dapat menjalani kehidupannya dengan kualitas yang baik, tidak
seperti pada gangguan jiwa skizofrenia yang harus diobati seumur hidup. Jadi
jika Anda memiliki teman atau kerabat dengan ciri gangguan bipolar yang tampak
jelas dalam keseharian, segera ajak ia ke psikiater, karena semakin cepat ditangai
semakin baik juga kesembuhannya.
FAKTOR PENYEBAB
GANGGUAN BIPOLAR
Di satu periode, seseorang terlihat sangat menggebu-gebu
namun di saat yang lain sangat depresi. Hal ini bisa saja terjadi karena yang
bersangkutan mengalami gangguan bipolar. Nah, apa saja penyebab gangguan
bipolar?
Psikolog Githa Bahagiastri menyebut gangguan bipolar muncul sebagai kombinasi dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor biologis, faktor kepribadian, faktor pola asuh dan lingkungan, serta faktor stresful di lingkungan sebagai pemicu. "Faktor biologis merupakan faktor utama yang sangat berperan dalam pembentukan bipolar seperti genetika, ketidakseimbangan bio-kimiawi di otak yaitu di neurotransmitter dan dopamin, serta di prefontal cortex," tutur Githa
Psikolog Githa Bahagiastri menyebut gangguan bipolar muncul sebagai kombinasi dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah faktor biologis, faktor kepribadian, faktor pola asuh dan lingkungan, serta faktor stresful di lingkungan sebagai pemicu. "Faktor biologis merupakan faktor utama yang sangat berperan dalam pembentukan bipolar seperti genetika, ketidakseimbangan bio-kimiawi di otak yaitu di neurotransmitter dan dopamin, serta di prefontal cortex," tutur Githa
Jika seseorang menengarai dirinya memiliki gejala gangguan
bipolar karena memiliki mood swing, hendaknya pergi ke psikiater atau psikolog
untuk menegakkan diagnosa. Jika sudah positif terkena gangguan bipolar, umumnya
psikiater akan memberikan obat seperti mood stabilizer, anti depressant, dan
anti psychotic.
"Tratment-nya juga dengan psikoterapi berupa konseling dengan psikolog atau psikiater, dan juga self management. Self management ini dengan mengenali simptom dan membuat catatan, mengenali kapan jadwal konsultasi ke psikiater, dan melakukan pola hidup sehat seperti tidur teratur," tutur Githa.
Githa juga menyarankan untuk melakukan olahraga secara teratur, menghindari alkohol, narkoba dan rokok, juga agar makan makanan yang sehat. "Bisa juga dengan mempunyai kegiatan sehari-hari yang rutin," sambungnya.
"Tratment-nya juga dengan psikoterapi berupa konseling dengan psikolog atau psikiater, dan juga self management. Self management ini dengan mengenali simptom dan membuat catatan, mengenali kapan jadwal konsultasi ke psikiater, dan melakukan pola hidup sehat seperti tidur teratur," tutur Githa.
Githa juga menyarankan untuk melakukan olahraga secara teratur, menghindari alkohol, narkoba dan rokok, juga agar makan makanan yang sehat. "Bisa juga dengan mempunyai kegiatan sehari-hari yang rutin," sambungnya.
PENANGANAN PENDERITA GANGGUAN BIPOLAR
Penderita bipolar bukan berarti gila dan hidupnya berakhir
sudah. Penderita bipolar juga bisa terus menjalani hidupnya secara normal. Untuk
menangani penderita bipolar, langkah pertama adalah membawa orang yang diduga
Bipolar ke psikiater untuk diperiksa dan menegakkan diagnosa bipolar agar bisa
mendapatkan terapi yang optimal. Penundaan dalam diagnosis dan tidak mendapatkan
perawatan yang tepat akan mengakibatkan bahaya bagi diri penderita maupun bagi
orang sekitarnya. Para penderita gangguan bipolar perlu melakukan terapi
sedini mungkin dan pengobatan yang teratur agar tidak kambuh.
Psikolog Githa Bahagiastri mengatakan jika muncul
tanda-tanda mengarah ke depresi, maka sebaiknay melakukan kegiatan kecil yang
berguna. Selain itu baik juga melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti
menelfon teman atau berjalan-jalan. Juga berbicara kepada dokter atau orang yang mengerti.
Sedangkan bila muncul tanda-tanda yang mengarah kepada manic, yakni saat seseorang terlihat sangat berenergi berlebihan maka sebaiknya mengurani beban kerja, terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, dan menghindari aktivitas yang menstimulasi.
Jika Anda hidup bersama orang dengan gangguan bipolar maka sebaiknya membantu yang bersangkutan untuk mengenali mulai munculnya sindrom. Selain itu perlu menyediakan perawatan profesional. Dukungan juga sangat dibutuhkan orang dengan gangguan bipolar.
"Jangan men-judge dan berikanlah kasih sayang dan perhatian yang unconditional, serta konsisten dengan peraturan. Jadi jangan karena kasihan lalu memberi mereka berbagai hadiah," lanjut Githa.
Anda juga perlu mendorong dan menciptakan rutinitas untuk merasa nyaman. Penting pula untuk menyediakan ruang dan kesempatan bagi mereka untuk didengar dan dimengerti. Mereka yang hidup dengan bipolar tidak selalu memutuhkan solusi, namun terkadang mereka butuh didengarkan. Ingat pula untuk menghindari kritik berlebihan terhadap ODMK.
Menurut dr Agung Kusumawardhani, SpKJ(K), Kepala Departemen
Psikiatri FKUI/RSCM, penanganan untuk pasien bipolar yang paling utama adalah
minum obat pengendali mood atau mood stabilizer supaya
tidak terjadi calon depresi ataupun mania yang berlebihan, yang merupakan
gejala yang dialami pasien bipolar.
Dilanjutkannya, bila pasien bipolar sudah mencapai fase
depresi, yang membuatnya bisa membahayakan diri sendiri dan orang-orang di
sekitarnya, apalagi kalau muncul ide-ide bunuh diri, maka pasien harus dirawat.
Tidak ada durasi waktu yang pasti untuk lama waktu perawatan. Menurut dr Agung,
tentu sampai kondisinya tidak membahayakan. Setelah membaik dia boleh pulang
untuk rawat jalan. Tetapi, tetap minum obat.
Pasien bipolar disorder yang meminum obat
dapat menekan suasana hatinya hingga tak berubah secara drastis. Obat itu bisa
membuat kimia otak penderita kembali normal, sehingga emosi yang diatur agar
lebih tenang.
Strategi terapi untuk penanganan gangguan bipolar pun
disesuaikan dengan kondisi penderita, yaitu terdiri dari fase terapi akut,
terapi berkelanjutan dan pemeliharaan, yang masing-masing fase mempunyai tujuan
sendiri. Fase terapi akut, misalnya, bertujuan untuk secepatnya mengendalikan
gejala-gejala sehingga tercapai perbaikan. Pada fase ini penting sekali
pemberian obat mood stabilizer – untuk menyeimbangkan kembali zat-zat kimia
alami otak – dan psikoedukasi tentang gangguan bipolar.
Setelah itu, selama enam bulan, dilakukan fase terapi berkelanjutan, yang merupakan jembatan antara fase terapi akut dengan fase terapi pemeliharaan. Namun bisa lebih singkat atau lebih lama, tergantung dari sifat individunya. Harapannya, begitu fase terapi ini berakhir, pasien dapat kembali pulih. Tetapi kenyataanya tidak selalu demikian, kadang terjadi kekambuhan sehingga harus kembali ke fase terapi akut. Sedangkan fase terapi pemelihaan bertujuan memelihari suasana hati yang stabil, mencegah kekambuhan, dan memberi kemudahan agar penderita bisa berfungsi sepenuhnya lagi.
Setelah itu, selama enam bulan, dilakukan fase terapi berkelanjutan, yang merupakan jembatan antara fase terapi akut dengan fase terapi pemeliharaan. Namun bisa lebih singkat atau lebih lama, tergantung dari sifat individunya. Harapannya, begitu fase terapi ini berakhir, pasien dapat kembali pulih. Tetapi kenyataanya tidak selalu demikian, kadang terjadi kekambuhan sehingga harus kembali ke fase terapi akut. Sedangkan fase terapi pemelihaan bertujuan memelihari suasana hati yang stabil, mencegah kekambuhan, dan memberi kemudahan agar penderita bisa berfungsi sepenuhnya lagi.
Sebagai penyakit, bipolar adalah gangguan yang kompleks. Bahkan, hingga sekarang belum ada solusi sempurna untuk penanganannya. Dengan demikian, diperlukan kerja keras pasien serta dokter untuk menjaga kestabilan mood. Dengan mengedukasi penderita dan keluarga soal dasar pencetusan perubahan mood, suasana hati yang stabil akan lebih mudah dicapai.
Edukasi yang diberikan dokter ke pasien bipolar disorder berupa anjuran memperbaiki gaya hidup, di antaranya tidur teratur, mengatasi stresor, dan tidak menggunakan alkohol. Sedangkan psikoterapi berguna agar pasien mengerti cara terbaik berhubungan dengan keluarga, pasangan, serta masyarakat.
Hingga kini masih banyak tantangan yang dihadapi penderita bipolar agar bisa sembuh. Misalnya, pengetahuan pasien yang minim tentang penyakit ini, ketidakpatuhan pasien pada nasihat dokter, atau adanya penyakit fisik maupun psikiatrik yang menyertai bipolar. Yang paling besar tantangannya adalah pasien yang malas mengkonsumsi obat.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Gangguan Bipolar Dan Bagaimana Penanganannya"