Agar aki motor awet, stabilkan sistem pengisiannya - Usia pakai aki sepeda motor tak hanya bergantung pada
pemakaian dan perawatan, tapi juga ditentukan oleh sistem pengisian atau suplai
listrik ke aki. Untuk itu sesekali sistem pengisian harus diperiksa untuk
mengetahui kestabilan pengisiannya.
Pada saat mesin motor hidup, kumparan atau biasa disebut spul akan menghasilkan listrik yang dikontrol oleh regulator. Listrik inilah yang akan mengisi aki. Besarnya pengisian ke aki harus pas, tidak boleh kurang, juga tidak boleh berlebih. Jika pengisian kurang dari kebutuhan, listrik di aki akan habis alias tekor dan bisa merusak aki dan perlengkapan listrik lain. Sebaliknya jika berlebih, aki akan mendapat tekanan terlalu banyak, biasanya akan menggembung dan tentu saja rusak.
Pada saat mesin motor hidup, kumparan atau biasa disebut spul akan menghasilkan listrik yang dikontrol oleh regulator. Listrik inilah yang akan mengisi aki. Besarnya pengisian ke aki harus pas, tidak boleh kurang, juga tidak boleh berlebih. Jika pengisian kurang dari kebutuhan, listrik di aki akan habis alias tekor dan bisa merusak aki dan perlengkapan listrik lain. Sebaliknya jika berlebih, aki akan mendapat tekanan terlalu banyak, biasanya akan menggembung dan tentu saja rusak.
Perumpamaan
Aki ibarat ember berisi air dengan keran di atasnya. Lalu air itu digunakan untuk mandi. Orang yang mandi diumpamakan peranti kelistrikan seperti starter, lampu, klakson dan sebagainya. Sedangkan keran diibaratkan sebagai regulator atau sering disebut Kiprok yang bekerja otomatis memantau penuhnya ember.
Saat air dipakai untuk mandi, keran harus menyuplai air untuk menjaga ember tetap penuh. Saat air tidak digunakan, maka keran harus dikecilkan alirannya. Jika keran tidak mengalirkan air dengan cukup saat ada orang mandi, air di ember akan habis. Begitu pula sebaliknya jika kucuran air berlebih sementara penggunaan tidak ada, maka air akan meluap.
Begitu seterusnya selama sepeda motor digunakan. Jika menyalakan lampu atau membunyikan klakson saat mesin mati, artinya keran juga tidak menyuplai air, dan air di ember akan berkurang.
Volt Meter Untuk Mengetes Tegangan Aki
Untuk memastikan pengisian aki sesuai, paling tepat menggunakan ampere meter. Namun cara paling mudah, mengecek tegangannya dengan volt meter. Alat ini ini bisa menjadi multitester biasa yang banyak tersedia di pasaran, atau ada pula volt meter sebagai aksesoris motor.
Saat mesin mati, tegangan di aki yang sehat sekitar 12,3 –
12,6 Volt. Saat mesin hidup, tegangan akan naik maksimal 14,2 Volt. Jika lebih
dari itu, maka pengisian berlebih dan akan memperpendek umur aki.
Saat listrik digunakan, misalnya lampu rem, klakson dan sein hidup, tegangan aki minimal adalah tegangan saat mesin mati. Jadi tidak boleh kurang dari 12,3 V. Kalau kurang, berarti aki tekor, artinya listrik di aki akan cepat habis dan rusak.
Saat listrik digunakan, misalnya lampu rem, klakson dan sein hidup, tegangan aki minimal adalah tegangan saat mesin mati. Jadi tidak boleh kurang dari 12,3 V. Kalau kurang, berarti aki tekor, artinya listrik di aki akan cepat habis dan rusak.
Jika aki rusak dalam kurun waktu kurang dari setahun,
pemeriksaan sistem pengisian harus dilakukan sebelum mengganti aki baru.
Setelah diketahui bahwa ternyata pengisian aki tidak normal,
maka langkah selanjutnya adalah memeriksa kondisi Kiprok (regulator) dan
spul/kumparan.
Saat memeriksa pengisian aki dengan mengukur tegangan mesin
hidup di putaran sekitar 3.000 rpm, kita lihat apakah pengisian kurang (tekor)
atau berlebih (over). Kembali ke perumpamaan air di ember dan keran, air
di ember harus dijaga selalu penuh, tapi tidak boleh luber. Jadi derasnya air
yang keluar dari keran harus mengikuti penggunaan air di ember
Jika pengisian berlebih hingga mencapai 15 V atau lebih,
sudah bisa dipastikan kiproknya yang rusak. Ganti kiprok dan pengisian akan
normal kembali. Namun jika pengisian tekor atau kurang, ada dua kemungkinan,
kerannya rusak, atau sumber airnya yang bermasalah. Anggaplah sumber air itu
adalah Perusahaan Air Minum (PAM). Walau keran normal dan terbuka penuh, kalau
PAM tidak memberi air cukup, tidak ada gunanya.
PAM adalah perumpamaan untuk kumparan atau sepul. Sepul bekerjasama dengan magnet yang berputar untuk menghasilkan listrik. Berdasarkan pengalaman, jarang sekali magnet rusak, biasanya kalau tidak kiprok berarti sepulnya yang bermasalah.
PAM adalah perumpamaan untuk kumparan atau sepul. Sepul bekerjasama dengan magnet yang berputar untuk menghasilkan listrik. Berdasarkan pengalaman, jarang sekali magnet rusak, biasanya kalau tidak kiprok berarti sepulnya yang bermasalah.
Untuk memastikan sepul aki rusak atau tidak, dilakukan pengukuran tegangan pada arus dari sepul sebelum kiprok. Arus listrik ini adalah arus bolak balik atau AC. Tegangan saat stationer sekitar 25-30 Volt, sedangkan saat putaran mesin naik bisa mencapai 100 Volt. Jika kurang dari itu, sudah pasti sepulnya rusak.
Untuk mengatasi sepul yang rusak, ada dua pilihan : digulung ulang ke tukang dinamo atau beli sepul baru.
Demikian tips agar aki motor awet dengan cara mengecek kestabilan sistem pengisiannya. Semoga tips ini bermanfaat bagi Anda yang mengalami masalah serupa.
Posting Komentar untuk "Agar Aki Motor Awet, Stabilkan Sistem Pengisiannya"