Cara Memilih Motor Trail - Meskipun pangsa pasarnya tidak sebesar motor on the road, motor trail punya komunitas tersendiri. Sejak dulu sampai sekarang motor trail punya penggemar khusus. Malahan sekarang penggemar motor trail di Indonesia lebih punya banyak pilihan, mulai dari produk "lokal" hingga motor build up yang harganya selangit.
Apalagi kini adventure atau berpetualangan ke tempat-tempat terpencil sudah jadi lifestyle. Selain untuk kesenangan, riding activity ini sudah jadi kebutuhan scramblerer sejati dimanapun. Didukung dengan banyaknya komunitas penggemar motor dengan obstacle khusus, atau motor khusus trail di berbagai daerah di seluruh Indonesia, membuat pasar motor trial bekas ikut berkembang.
Penggemar motor trail makin meningkat, bukan hanya para expert, mantan grasstracker atau trailmania, rider awam juga makin gandrung olahraga bermotor satu ini.
Nah di tengah banyaknya varian motor trail yang ditawarkan produsen, dari yang berharga mahal maupun kelas biasa, kita mesti jeli memilih motor yang ideal untuk keperluan ini. Jangan beli karena termakan gengsi, pakai motor mahal atau kapasitas gede kalau riding skill belum mumpuni.
Berikut beberapa tips untuk memilih motor trail idaman sesuai dengan kebutuhan setiap rider.
UNTUK PEMULA
Banyak pemula, salah memilih motor. Karena pengaruh faktor gengsi atau kantong memang cukup. Mereka beli motor agresif dengan tenaga besar. "
Untuk mereka yang berpengalaman memang sip, tapi kalau belum mampu, mereka akan disiksa motor di jalur. Ibaratnya didekte motor. Bukannya membawa motor tapi motor yang membawa dia, hasilnya bisa celaka bagi yang bersangkutan.
Untuk pemula, sebaiknya pilih motor yang jinak, ringan dan kapasitas kecil saja. Ini membuat para pemula lebih enjoy di jalur.
Beberapa motor yang bisa direkomendasikan untuk pemula antara lain Suzuki TS yang simpel atau Honda CRF 150F, Kawasaki KLX 150S paling ideal untuk pemula.
Lakukan modifikasi seperlunya saja, jangan sampai dibore-up segala, selain performa jadi liar, jadi cepat panas dan kemungkinan rusak di jalur besar.
Cukup menambahkan option yang diperlukan, misalnya handguard, tensioner rantai atau setang tergantung ergonomi nyaman.
Jangan lupa pakai lampu depan juga, soalnya Honda CRF 2009 misalnya tidak dilengkapin headlamp. Untuk KLX jangan sampai dibore up segala, pakai swing arm KX85, sok depan-belakang KX85 ukuran ban belakang-depan 18-21 inci.
POSTUR RIDER
Selain skill mengendarai, yang harus juga dipertimbangkan memilih motor trail adalah berat dan tinggi badan.
Di medan offroad postur badan pengendara ini menjadi sangat penting. Jika badan tidak terlalu tinggi, maka memakai motor jangkung (yang kebanyakan build up) itu akan menjadi siksaan tersendiri di medan offroad yang ketat/ekstrim.
Namun kabar gembiranya, jika tubuh anda pendek namun ngotot ingin beli motor spek offroad yang dahsyat macam KTM atau Husaberg, maka kini sudah ada produk yang bisa nurunin ketinggian motor. Jadi kaki bisa menapak tanah dengan baik yang akan membantu anda lolos dari rintangan di medan offroad.
Jika tinggi anda tidak sampai 165 cm, lebih baik anda tidak memakai motor jangkung spek kompetisi atau enduro 250cc atau lebih. Karena postur tubuh yang tidak terlalu tinggi akan membuat anda kesulitan melintasi medan offroad yang extrim apalagi dalam kondisi jalur yang basah. Lebih baik anda memakai motor yang relative tidak terlalu tinggi seperti KLX 150, CRF 150F dan TS 125.
Sebaliknya jika tinggi anda lebih dari 170 cm, lebih baik anda tidak memaki motor pendek (ban 16/19) seperti KLX 150. Karena posisi mengendarai jadi lebih cepat capek, karena kaki terlalu menekuk tajam. Apalagi jika bobot tubuh anda mencapai lebih dari 80 kg, akan terlihat lucu jika naik motor kecil. Yah jadi kelihatan seperti beruang sirkus naik sepeda angin…...
Untuk yang mempunyai tinggi tubuh 170 cm keatas boleh bernafas lega, karena bisa lebih punya "kesempatan" untuk memakai motor-motor spek kompetisi 250 cc ke atas. Maklum motor seperti ini rata-rata memang terbilang jangkung untuk ukuran orang Indonesia.
SESUAIKAN DANA
Untuk scrambler pemula, budget di bawah Rp 25 jutaan, bisa pilih KLX 150S, Suzuki TS125 dan Hyosung atau Monstrac.
Untuk dompet di bawah Rp 60 jutaan silakan simak KLX 250S, Honda CRF 150F. Jangan malu menyasar motor second untuk CRF 230F, KTM 200, Yamaha WRF 250 dan Kawasaki KXF 250.
Buat yang punya dana di atas Rp 60 juta, silakan lebih leluasa mengincar KTM 250 EXCF, CRF 250X, Husaberg, Husqvarna TE 250, KTM 200, CRF 230F, WRF 250 dan optional lainnya.
PAHAMI KARAKTER MESIN
Berbagai merk motor trail yang tersedia punya karakter tersendiri. Maka di awal pastikan dulu merk yg akan dipinang, karena ini akan mempengaruhi kenyamanan baik dari segi teknis dan spesifikasinya.
Setiap riding style rider mesti menyesuaikan dengan spesifikasi motor. Dikarenakan ada perbedaan spek motor trial bermesin 4T dan 2T. Bahkan motor yang sama-sama mengusung mesin 2T pun akan berbeda karakternya.
Satu Contoh antara merk Gasgas, Sherco dan Ossa yang semuanya bermesin 2T tapi karakternya beda. Gasgas dibekali 6 speed lebih smooth, Sherco didukung 5 speed lebih spontan dan galak. Sedangkan Ossa dibekali mesin 2T injeksi, karakter powernya smooth.
Hal semacam itu harus dipelajari agar tidak salah pilih, karena kenyataannya banyak yang sudah beli setelah dicoba ditrek, akhirnya dijual atau ditukar merk lain karena powernya tidak cocok dengan karakter ridernya. Karakter mitor ini berkaitan erat dengan skill atau keterampilan ridernya.
SKILL RIDER
Membeli motor trail itu hendaknya disesuaikan juga dengan skill rider. Sangat mubazir membeli motor bagus yang harganya ratusan juta namun justru kita tidak bisa memakainya secara optimal karena skill mengendarai kita terbatas?
Bagaimana kemampuan anda mengendarai motor trail di medan offroad? Kalau kemampuan anda masih pas-pasan saja, maka lebih baik jangan membeli motor trail spek kompetisi/enduro murni. Kecuali anda memakainya hanya untuk "gaya-gayaan" saja, tidak dipakai di medan offroad yang extrim.
Pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa motor trail dengan cc besar berarti semakin mantap di medan offroad, patut ditinjau ulang. Memang betul motor dengan cc besar seperti 450 cc itu pasti punya power yang lebih dahsyat dibanding yang 250 cc.
Namun pertanyaannya adalah, sejauh mana anda mampu membawa motor tersebut? Dalam diskusi di forum KTM Talk, disebutkan bahwa di Amrik itu tidak banyak orang yang bisa membawa motor 450cc dengan optimal. Power motor sering berlebih, sementara skill pengendaranya masih "tidak berlebih" alias pas-pasan. Akibatnya yang terjadi bukan kita yang mengendari motor, namun motor yang mengendarai kita.
Namun bagi anda yang merasa punya skill mumpuni, motor 450cc adalah motor yang menyenangkan dan luar biasa. Alternatif untuk mengimbangi motor sahabat anda yang pakai 450cc adalah motor 2T yang 200 atau 250cc. Motor enduro 2T seperti KTM 200/250, Husaberg TE 250 atau Husqvarna WR 250 itu relatif bisa mengimbangin motor 450cc 4T. Kelebihan motor 2T disbanding 4T adalah bobotnya yang lebih ringan.
Jika skill mengendari motor trail (di medan offroad, bukan di jalanan raya) masih terbatas, lebih baik pakai motor-motor yang spek bukan kompetisi/offroad. Alernatif motor yang bisa dipilih antara lain KLX 150, KLX 250, TS 125, Monstrac 200, dll.
PERUNTUKAN MOTOR TRAIL
Sebelum memutuskan untuk membeli, anda harus tahu motor trail tersebut akan lebih banyak digunakan untuk apa?
Apakah sekedar untuk touring yang artinya lebih banyak jalan aspal, adventure (aspal dan tanah), kompetisi atau offroad di medan extrim (tight offroad). Karena setiap motor oleh pabrikan telah dirancang untuk tujuan tertentu, meskipun juga ada motor yang multi purpose alias bisa digunakan di segala medan.
Kalau kebanyakan motor trail anda akan digunakan untuk touring atau light adventure yang tidak terlalu sering dipakai di medan offroad yang ekstrim, maka membeli motor dengan bobot yang "berat' masih dimungkinkan. Bobot motor trail yang relatif berat itu misalnya KLX 250 dan Hyosung/monstrac 200. Motor yang berat bobotnya akan mengganggu manufer anda jika dipakai di medan offroad single track, tight wood, atau penuh tikungan tajam.
Kalau anda gemar offroad di medan single track atau offroad extrim, maka pilihan terbaik adalah motor dengan bobot yang ringan. Motor kategori ringan ini misalnya TS 125, KTM 200, CRF 150F, dll. Motor bobot berat juga bisa saja dipakai di medan offroad yang exrim, namun tenaga anda akan lebih banyak terkuras, aplagi kalau jatuh, hemmm pasti akan susah payah untuk mendirikan motornya!
Bagi anda yang suka speed offroad, akselerasi atau power motor yang dahsyat, maka bisa memilih motor-motor spek kompetisi atau murni enduro. Sayangnya untuk saat ini motor-motor kategori ini kebanyakan masih build up, sehingga harganya masih mencekik bagi kebanyakan konsumen. Motor kategori spek mumpuni ini antara lain KTM 200, KTM 250 EXCF, KTM 450 EXCF, husaberg FE 450, Husqvarna TE 250, CRF 250R/X, WRF 250, KXF 250, RMZ 250, YZF 250, dll.
Demikian beberapa tips membeli motor trail sesuai dengan kebutuhan setiap riders. Selamat beradventure!
Membeli motor trail perlu pertimbangan khusus. |
Penggemar motor trail makin meningkat, bukan hanya para expert, mantan grasstracker atau trailmania, rider awam juga makin gandrung olahraga bermotor satu ini.
Nah di tengah banyaknya varian motor trail yang ditawarkan produsen, dari yang berharga mahal maupun kelas biasa, kita mesti jeli memilih motor yang ideal untuk keperluan ini. Jangan beli karena termakan gengsi, pakai motor mahal atau kapasitas gede kalau riding skill belum mumpuni.
Berikut beberapa tips untuk memilih motor trail idaman sesuai dengan kebutuhan setiap rider.
UNTUK PEMULA
Banyak pemula, salah memilih motor. Karena pengaruh faktor gengsi atau kantong memang cukup. Mereka beli motor agresif dengan tenaga besar. "
Untuk mereka yang berpengalaman memang sip, tapi kalau belum mampu, mereka akan disiksa motor di jalur. Ibaratnya didekte motor. Bukannya membawa motor tapi motor yang membawa dia, hasilnya bisa celaka bagi yang bersangkutan.
Untuk pemula, sebaiknya pilih motor yang jinak, ringan dan kapasitas kecil saja. Ini membuat para pemula lebih enjoy di jalur.
Beberapa motor yang bisa direkomendasikan untuk pemula antara lain Suzuki TS yang simpel atau Honda CRF 150F, Kawasaki KLX 150S paling ideal untuk pemula.
Lakukan modifikasi seperlunya saja, jangan sampai dibore-up segala, selain performa jadi liar, jadi cepat panas dan kemungkinan rusak di jalur besar.
Cukup menambahkan option yang diperlukan, misalnya handguard, tensioner rantai atau setang tergantung ergonomi nyaman.
Jangan lupa pakai lampu depan juga, soalnya Honda CRF 2009 misalnya tidak dilengkapin headlamp. Untuk KLX jangan sampai dibore up segala, pakai swing arm KX85, sok depan-belakang KX85 ukuran ban belakang-depan 18-21 inci.
POSTUR RIDER
Selain skill mengendarai, yang harus juga dipertimbangkan memilih motor trail adalah berat dan tinggi badan.
Di medan offroad postur badan pengendara ini menjadi sangat penting. Jika badan tidak terlalu tinggi, maka memakai motor jangkung (yang kebanyakan build up) itu akan menjadi siksaan tersendiri di medan offroad yang ketat/ekstrim.
Namun kabar gembiranya, jika tubuh anda pendek namun ngotot ingin beli motor spek offroad yang dahsyat macam KTM atau Husaberg, maka kini sudah ada produk yang bisa nurunin ketinggian motor. Jadi kaki bisa menapak tanah dengan baik yang akan membantu anda lolos dari rintangan di medan offroad.
Jika tinggi anda tidak sampai 165 cm, lebih baik anda tidak memakai motor jangkung spek kompetisi atau enduro 250cc atau lebih. Karena postur tubuh yang tidak terlalu tinggi akan membuat anda kesulitan melintasi medan offroad yang extrim apalagi dalam kondisi jalur yang basah. Lebih baik anda memakai motor yang relative tidak terlalu tinggi seperti KLX 150, CRF 150F dan TS 125.
Sebaliknya jika tinggi anda lebih dari 170 cm, lebih baik anda tidak memaki motor pendek (ban 16/19) seperti KLX 150. Karena posisi mengendarai jadi lebih cepat capek, karena kaki terlalu menekuk tajam. Apalagi jika bobot tubuh anda mencapai lebih dari 80 kg, akan terlihat lucu jika naik motor kecil. Yah jadi kelihatan seperti beruang sirkus naik sepeda angin…...
Untuk yang mempunyai tinggi tubuh 170 cm keatas boleh bernafas lega, karena bisa lebih punya "kesempatan" untuk memakai motor-motor spek kompetisi 250 cc ke atas. Maklum motor seperti ini rata-rata memang terbilang jangkung untuk ukuran orang Indonesia.
SESUAIKAN DANA
Untuk scrambler pemula, budget di bawah Rp 25 jutaan, bisa pilih KLX 150S, Suzuki TS125 dan Hyosung atau Monstrac.
Untuk dompet di bawah Rp 60 jutaan silakan simak KLX 250S, Honda CRF 150F. Jangan malu menyasar motor second untuk CRF 230F, KTM 200, Yamaha WRF 250 dan Kawasaki KXF 250.
Buat yang punya dana di atas Rp 60 juta, silakan lebih leluasa mengincar KTM 250 EXCF, CRF 250X, Husaberg, Husqvarna TE 250, KTM 200, CRF 230F, WRF 250 dan optional lainnya.
PAHAMI KARAKTER MESIN
Berbagai merk motor trail yang tersedia punya karakter tersendiri. Maka di awal pastikan dulu merk yg akan dipinang, karena ini akan mempengaruhi kenyamanan baik dari segi teknis dan spesifikasinya.
Setiap riding style rider mesti menyesuaikan dengan spesifikasi motor. Dikarenakan ada perbedaan spek motor trial bermesin 4T dan 2T. Bahkan motor yang sama-sama mengusung mesin 2T pun akan berbeda karakternya.
Satu Contoh antara merk Gasgas, Sherco dan Ossa yang semuanya bermesin 2T tapi karakternya beda. Gasgas dibekali 6 speed lebih smooth, Sherco didukung 5 speed lebih spontan dan galak. Sedangkan Ossa dibekali mesin 2T injeksi, karakter powernya smooth.
Hal semacam itu harus dipelajari agar tidak salah pilih, karena kenyataannya banyak yang sudah beli setelah dicoba ditrek, akhirnya dijual atau ditukar merk lain karena powernya tidak cocok dengan karakter ridernya. Karakter mitor ini berkaitan erat dengan skill atau keterampilan ridernya.
SKILL RIDER
Membeli motor trail itu hendaknya disesuaikan juga dengan skill rider. Sangat mubazir membeli motor bagus yang harganya ratusan juta namun justru kita tidak bisa memakainya secara optimal karena skill mengendarai kita terbatas?
Bagaimana kemampuan anda mengendarai motor trail di medan offroad? Kalau kemampuan anda masih pas-pasan saja, maka lebih baik jangan membeli motor trail spek kompetisi/enduro murni. Kecuali anda memakainya hanya untuk "gaya-gayaan" saja, tidak dipakai di medan offroad yang extrim.
Pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa motor trail dengan cc besar berarti semakin mantap di medan offroad, patut ditinjau ulang. Memang betul motor dengan cc besar seperti 450 cc itu pasti punya power yang lebih dahsyat dibanding yang 250 cc.
Namun pertanyaannya adalah, sejauh mana anda mampu membawa motor tersebut? Dalam diskusi di forum KTM Talk, disebutkan bahwa di Amrik itu tidak banyak orang yang bisa membawa motor 450cc dengan optimal. Power motor sering berlebih, sementara skill pengendaranya masih "tidak berlebih" alias pas-pasan. Akibatnya yang terjadi bukan kita yang mengendari motor, namun motor yang mengendarai kita.
Namun bagi anda yang merasa punya skill mumpuni, motor 450cc adalah motor yang menyenangkan dan luar biasa. Alternatif untuk mengimbangi motor sahabat anda yang pakai 450cc adalah motor 2T yang 200 atau 250cc. Motor enduro 2T seperti KTM 200/250, Husaberg TE 250 atau Husqvarna WR 250 itu relatif bisa mengimbangin motor 450cc 4T. Kelebihan motor 2T disbanding 4T adalah bobotnya yang lebih ringan.
Jika skill mengendari motor trail (di medan offroad, bukan di jalanan raya) masih terbatas, lebih baik pakai motor-motor yang spek bukan kompetisi/offroad. Alernatif motor yang bisa dipilih antara lain KLX 150, KLX 250, TS 125, Monstrac 200, dll.
PERUNTUKAN MOTOR TRAIL
Sebelum memutuskan untuk membeli, anda harus tahu motor trail tersebut akan lebih banyak digunakan untuk apa?
Apakah sekedar untuk touring yang artinya lebih banyak jalan aspal, adventure (aspal dan tanah), kompetisi atau offroad di medan extrim (tight offroad). Karena setiap motor oleh pabrikan telah dirancang untuk tujuan tertentu, meskipun juga ada motor yang multi purpose alias bisa digunakan di segala medan.
Kalau kebanyakan motor trail anda akan digunakan untuk touring atau light adventure yang tidak terlalu sering dipakai di medan offroad yang ekstrim, maka membeli motor dengan bobot yang "berat' masih dimungkinkan. Bobot motor trail yang relatif berat itu misalnya KLX 250 dan Hyosung/monstrac 200. Motor yang berat bobotnya akan mengganggu manufer anda jika dipakai di medan offroad single track, tight wood, atau penuh tikungan tajam.
Kalau anda gemar offroad di medan single track atau offroad extrim, maka pilihan terbaik adalah motor dengan bobot yang ringan. Motor kategori ringan ini misalnya TS 125, KTM 200, CRF 150F, dll. Motor bobot berat juga bisa saja dipakai di medan offroad yang exrim, namun tenaga anda akan lebih banyak terkuras, aplagi kalau jatuh, hemmm pasti akan susah payah untuk mendirikan motornya!
Bagi anda yang suka speed offroad, akselerasi atau power motor yang dahsyat, maka bisa memilih motor-motor spek kompetisi atau murni enduro. Sayangnya untuk saat ini motor-motor kategori ini kebanyakan masih build up, sehingga harganya masih mencekik bagi kebanyakan konsumen. Motor kategori spek mumpuni ini antara lain KTM 200, KTM 250 EXCF, KTM 450 EXCF, husaberg FE 450, Husqvarna TE 250, CRF 250R/X, WRF 250, KXF 250, RMZ 250, YZF 250, dll.
Demikian beberapa tips membeli motor trail sesuai dengan kebutuhan setiap riders. Selamat beradventure!
Posting Komentar untuk "Pertimbangan Membeli Motor Trail"