Kejadian ini sudah sangat lama, tepatnya tahun 2002 saat saya masih merantau di Bekasi bekerja di salah satu pabrik yang ada di kawasan Delta Silicon, satu wilayah sama EJIP dan Lippo Cikarang.
Ada libur panjang plus ijin cuti, langsung saya manfaatkan untuk pulang kampung ke Madiun - Jawa Timur. Saya bersyukur tidak mendapat rintangan / kecelakaan. Padahal, disepanjang perjalanan, ada lima bekas kecelakaan yang sudah dirapikan di pinggir jalan.
Sesuatu yang ganjil mulai terasa setelah memasuki wilayah Kuningan - Jawa Barat. Entah kenapa, setiap kali pak sopir ngerem bulu kuduk terasa berdiri. Dalam hati merasa merinding takut kecelakaan menimpa bus yang saya tumpangi.
Karena perjalanan yang masih panjang, saya coba tidur sebisa mungkin meski punggung terasa pegal. Langsung terbangun saat bus mandheg jegreg di tengah jalan, badan bus pas di tengah-tengah garis pembatas. Saya tengok arloji menunjukkan jam 1 pagi.
Kondektur nyalain lampu, ngecek dari depan ke belakang terus balik lagi dan lampu dimatikan. Saat lampu di dalam bus menyala, saya lihat semua penumpang masih terlelap. Sesampai di depan, kondektur sama sopir turun dan berdiri di depan bus.
Karena merasa ada yang tidak beres, saya pun ikut turun menyusul mereka.
Astaga! Baru buka pintu bus langsung tercium bau anyir darah. Turun menginjak aspal pun disambut bayang putih di balik pohon rindang di tepi jalan.
Saya samperin kondektur trus dia berbisik ngajak berdoa. Sekitar lima menit kami berempat berdiri di tengah jalan. Suasana sekitar sunyi, sepi dan gelap di tengah hutan. Hanya keheningan malam yang saya rasakan.
Setelah bus kembali melaju, kondektur saya ajak ngobrol tentang apa yang terjadi. Tapi dia minta saya kembali ke kursi sambil banyak berdoa agar diberi keselamatan oleh Tuhan. Selama 5 menit perjalanan, cukup banyak wajah asing yang nampak di balik kegelapan.
Akhirnya bus berhenti di rumah makan yang halamannya sangat luas di daerah Gringsing. Saya samperin petugas parkir ngajak ngobrol. Saya tanya-tanya tempat yang barusan saya lewati, katanya tempat itu namanya Alas Roban!
Tahu apa yang baru saja terjadi di Alas Roban?
Waktu Isya' terjadi kecelakaan motor vs truk dan korbannya suami-istri pengantin muda tewas di tempat. Namun anehnya, tidak ada goresan sedikitpun di tubuh korban (diduga tewas karena gegar otak parah akibat benturan & terjadi pendarahan di dalam kepala).
Akhirnya teka-teki mengapa saya merasa merinding saat masuk area Kuningan terjawab. Saat itulah kecelakaan tersebut terjadi.
Sambil klepas-klepus ngerokok, tukang parkir pun cerita ngalor-ngidul tentang keangkeran Alas Roban. Sangat kental sekali nuansa mistisnya, sama halnya dengan alas / hutan di tempat lain.
Konon, bila masyarakat setempat melihat aliran air sungai yang ada di Alas Roban berbalik arah (misal kondisi normal air mengalir dari barat ke timur, tapi berbalik dari timur ke barat) pertanda bakal ada kecelakaan tragis di kawasan Alas Roban.
Terima kasih Tuhan Maha Pelindung, saya masih diberi kesempatan berbagi kisah ini.
Semoga kawan-kawan semua selalu dalam lindunganNYA. Amin.
Ada libur panjang plus ijin cuti, langsung saya manfaatkan untuk pulang kampung ke Madiun - Jawa Timur. Saya bersyukur tidak mendapat rintangan / kecelakaan. Padahal, disepanjang perjalanan, ada lima bekas kecelakaan yang sudah dirapikan di pinggir jalan.
Sesuatu yang ganjil mulai terasa setelah memasuki wilayah Kuningan - Jawa Barat. Entah kenapa, setiap kali pak sopir ngerem bulu kuduk terasa berdiri. Dalam hati merasa merinding takut kecelakaan menimpa bus yang saya tumpangi.
Karena perjalanan yang masih panjang, saya coba tidur sebisa mungkin meski punggung terasa pegal. Langsung terbangun saat bus mandheg jegreg di tengah jalan, badan bus pas di tengah-tengah garis pembatas. Saya tengok arloji menunjukkan jam 1 pagi.
Kondektur nyalain lampu, ngecek dari depan ke belakang terus balik lagi dan lampu dimatikan. Saat lampu di dalam bus menyala, saya lihat semua penumpang masih terlelap. Sesampai di depan, kondektur sama sopir turun dan berdiri di depan bus.
Karena merasa ada yang tidak beres, saya pun ikut turun menyusul mereka.
Astaga! Baru buka pintu bus langsung tercium bau anyir darah. Turun menginjak aspal pun disambut bayang putih di balik pohon rindang di tepi jalan.
Saya samperin kondektur trus dia berbisik ngajak berdoa. Sekitar lima menit kami berempat berdiri di tengah jalan. Suasana sekitar sunyi, sepi dan gelap di tengah hutan. Hanya keheningan malam yang saya rasakan.
Setelah bus kembali melaju, kondektur saya ajak ngobrol tentang apa yang terjadi. Tapi dia minta saya kembali ke kursi sambil banyak berdoa agar diberi keselamatan oleh Tuhan. Selama 5 menit perjalanan, cukup banyak wajah asing yang nampak di balik kegelapan.
Akhirnya bus berhenti di rumah makan yang halamannya sangat luas di daerah Gringsing. Saya samperin petugas parkir ngajak ngobrol. Saya tanya-tanya tempat yang barusan saya lewati, katanya tempat itu namanya Alas Roban!
Tahu apa yang baru saja terjadi di Alas Roban?
Waktu Isya' terjadi kecelakaan motor vs truk dan korbannya suami-istri pengantin muda tewas di tempat. Namun anehnya, tidak ada goresan sedikitpun di tubuh korban (diduga tewas karena gegar otak parah akibat benturan & terjadi pendarahan di dalam kepala).
Akhirnya teka-teki mengapa saya merasa merinding saat masuk area Kuningan terjawab. Saat itulah kecelakaan tersebut terjadi.
Sambil klepas-klepus ngerokok, tukang parkir pun cerita ngalor-ngidul tentang keangkeran Alas Roban. Sangat kental sekali nuansa mistisnya, sama halnya dengan alas / hutan di tempat lain.
Konon, bila masyarakat setempat melihat aliran air sungai yang ada di Alas Roban berbalik arah (misal kondisi normal air mengalir dari barat ke timur, tapi berbalik dari timur ke barat) pertanda bakal ada kecelakaan tragis di kawasan Alas Roban.
Terima kasih Tuhan Maha Pelindung, saya masih diberi kesempatan berbagi kisah ini.
Semoga kawan-kawan semua selalu dalam lindunganNYA. Amin.
Posting Komentar untuk "[Kombat Horor] Lingsir Wengi Bis Wengi"