Tahun 2007, gw sama temen2 sekolah yang kebetulan 1 hoby mencoba hiking ke gunung gede. Jumlah kita ada 7 orang, kita hiking tidak dibekali pengalaman apapun dan jalan berdasarkan katanya temen. Intinya kita berangkat hanya dibekali nekat sok berani dan sok tahu.
Berangkat dari pasar induk tempat basecamp jam 8 malam. Singkat cerita kita sudah sampai di penginapan mang idi (warung tempat para pendaki singgah/nginap).
Sekitar jam 11 malam sesudah menikmati kopi panas dan mie rebus di warung mang idi, kita mulai berjalan mengendap2 ke tempat pos penjagaan para ranger (polisi hutan/sekurity hutan). Setelah di amati ternyata sepi ga ada irang satupun, maka kita jalan pelan2 sambil merembet di pinggir pohon2 supaya tidak ketahuan. Cara ini kita lakukan karena ilegal tidak punya surat ijin mendaki (sengaja dilakukan untuk jago2an aj supaya di anggap keren bila nanti pulang bisa cerita ke temen2 lainnya "harap jangan dicontoh karena ini berbahaya dengan nyawa").
Setelah melewati pos kita semua bisa berjalan lenggang karena sudah aman tanpa sepengetahuan ranger.
Selama perjalanan pukul jam 12 malam hati dag dig dug soalnya was2 jalan bebatuan sebelah kanan jurang dan hanya bermodalkan senter kecil dan di iringi suasana dingin yang menusuk tulang. Setelah lama perjalanan mulai memasuki hutan lebat di selimuti kabut mulai terdengar suara auman macan, konon katanya itu suara macan kumbang yang suka menerkam mangsa dan membawa ke atas pohon kemudian di santapnya. Ternyata benar di atas arah perjalanan sekitar 35° sebelah utara terlihat sepasang mata menyala, kita pun mulai merapat danj jalan mulai hati2 jangan sampai kecolongan bisa2 salah satu dari kita bisa di terkamnya.
Sekitar jam 3 pagi kita sampai di kandang badak. Tempat para pendaki ngcamp sementara, kita mulai mendirikan tenda memasak air panas dan makan malam.
Ketika sedang membuat tenda tiba2 salah satu pendaki lain yang tidak jauh dari kita menemukan buah kelapa untuk di bakar api unggun. Ternyata teman2 nya yang lain melihat itu sebuah kepala tengkorak bukan kelapa. Akhirnya pada nyuruh supaya dikembalikan ke asal dia menemukannya. Gw mau masak air kebetulan aqua habis akhirnya nyuruh temen ambil air di air terjun cibeureum, ternyata setelah gw minum bikin gw muntah. Air nya rasa tai orang.. Fuck gw bilang, ambil di mana lu..
Ini air apa sepiteng.. Lu cium nih kata gw.
Tapi karena itu air satu2nya dengan berat hati gw masak juga bwt masak mie dan bikin kopi.
Jam 5 pagi gw dan yang lain nya mulai bebenah merapihkan tenda melanjutkan pendakian mengejar sunrise di puncak gede. Setelah melalui jalan yang curam akhirnya kita menemui "TANJAKAN SETAN", konon banyak yang mati terjatuh karena curamnya jurang yang di daki dengan kemiringan 80° serta adanya makhluk hitam yang suka nemplok pada malam hari di tas ransel para pendaki sehingga beratnya tas kian bertambah. Setelah berdoa bersama kita satu persatu mulai mendaki sambil perlahan2 akhirnya sampai di puncak jam 6 pagi.
Gw seneng banget sampai puncak gede melihat semua tertutup dengan awan bagaikan di atas salju putih sambil menghirup nafas dalam2.
Gw lalu menaiki sebuah batu besar di pinggir jurang, kemudian berdiri sambil merentangkan tangan.. Temen pada bengong liatin gw, (gw berhasil bikin temen salut & cap gw pemberani).
Mereka pun mulai mendirikan tenda di puncak, tapi gw masih asik berdiri di atas batu tanpa rasa takut batu itu akan jatuh ke jurang.
Tenda sudah di dirikan teman2 sedang merapihkan barang di dalam tenda sedangkan gw masih berdiri dan lompat2 di atas batu yang nempel di atas jurang. Tiba2 terdengar suara "Ga kedinginan bang ?"
Gw menoleh ke kanan ternyata ada orang berdiri tinggi tegap menghadap matahari yang sedang menaik.
Gw jawab " oh engga gw dah biasa (jawab dwngan sombong).
Kemudian tuh orang nanya lagi "sering kesini ?"
Gw jawag "oh sering gw dah biasa"..
Tapi gw dalam hati penasaran ini siapa koq tiba2 muncul di samping gw, akhirnya gw turun pelan2 dari batu terus gw ngebelakangin orang itu. Ternyata mereka ada 2 orang berpakaian seperti orang jaman dulu. Memakai angkin, celana gantung serta rompi dan kepalanya pakai belangkon pakai sendal jaman dulu yang di iket.. Badan nya gede2..
Dan yang bikin gw kaget.. Anjrit mukanya sama.
Akhirnya gw pelan2 jalan langsung masuk ke tenda..
Gw bilang di luar ada orang badan nya gede pakaian kaya orang jaman dulu muka nya sama.
Sontak temen2 gw pada panik. Langaung nutup tenda rapat2.. Konon katanya mereka adalah preajurit dari kerjaan Prabumi Siliwangi yang bersembunyi dari kejaran kerajaan majapahit.
Berangkat dari pasar induk tempat basecamp jam 8 malam. Singkat cerita kita sudah sampai di penginapan mang idi (warung tempat para pendaki singgah/nginap).
Sekitar jam 11 malam sesudah menikmati kopi panas dan mie rebus di warung mang idi, kita mulai berjalan mengendap2 ke tempat pos penjagaan para ranger (polisi hutan/sekurity hutan). Setelah di amati ternyata sepi ga ada irang satupun, maka kita jalan pelan2 sambil merembet di pinggir pohon2 supaya tidak ketahuan. Cara ini kita lakukan karena ilegal tidak punya surat ijin mendaki (sengaja dilakukan untuk jago2an aj supaya di anggap keren bila nanti pulang bisa cerita ke temen2 lainnya "harap jangan dicontoh karena ini berbahaya dengan nyawa").
Setelah melewati pos kita semua bisa berjalan lenggang karena sudah aman tanpa sepengetahuan ranger.
Selama perjalanan pukul jam 12 malam hati dag dig dug soalnya was2 jalan bebatuan sebelah kanan jurang dan hanya bermodalkan senter kecil dan di iringi suasana dingin yang menusuk tulang. Setelah lama perjalanan mulai memasuki hutan lebat di selimuti kabut mulai terdengar suara auman macan, konon katanya itu suara macan kumbang yang suka menerkam mangsa dan membawa ke atas pohon kemudian di santapnya. Ternyata benar di atas arah perjalanan sekitar 35° sebelah utara terlihat sepasang mata menyala, kita pun mulai merapat danj jalan mulai hati2 jangan sampai kecolongan bisa2 salah satu dari kita bisa di terkamnya.
Sekitar jam 3 pagi kita sampai di kandang badak. Tempat para pendaki ngcamp sementara, kita mulai mendirikan tenda memasak air panas dan makan malam.
Ketika sedang membuat tenda tiba2 salah satu pendaki lain yang tidak jauh dari kita menemukan buah kelapa untuk di bakar api unggun. Ternyata teman2 nya yang lain melihat itu sebuah kepala tengkorak bukan kelapa. Akhirnya pada nyuruh supaya dikembalikan ke asal dia menemukannya. Gw mau masak air kebetulan aqua habis akhirnya nyuruh temen ambil air di air terjun cibeureum, ternyata setelah gw minum bikin gw muntah. Air nya rasa tai orang.. Fuck gw bilang, ambil di mana lu..
Ini air apa sepiteng.. Lu cium nih kata gw.
Tapi karena itu air satu2nya dengan berat hati gw masak juga bwt masak mie dan bikin kopi.
Jam 5 pagi gw dan yang lain nya mulai bebenah merapihkan tenda melanjutkan pendakian mengejar sunrise di puncak gede. Setelah melalui jalan yang curam akhirnya kita menemui "TANJAKAN SETAN", konon banyak yang mati terjatuh karena curamnya jurang yang di daki dengan kemiringan 80° serta adanya makhluk hitam yang suka nemplok pada malam hari di tas ransel para pendaki sehingga beratnya tas kian bertambah. Setelah berdoa bersama kita satu persatu mulai mendaki sambil perlahan2 akhirnya sampai di puncak jam 6 pagi.
Gw seneng banget sampai puncak gede melihat semua tertutup dengan awan bagaikan di atas salju putih sambil menghirup nafas dalam2.
Gw lalu menaiki sebuah batu besar di pinggir jurang, kemudian berdiri sambil merentangkan tangan.. Temen pada bengong liatin gw, (gw berhasil bikin temen salut & cap gw pemberani).
Mereka pun mulai mendirikan tenda di puncak, tapi gw masih asik berdiri di atas batu tanpa rasa takut batu itu akan jatuh ke jurang.
Tenda sudah di dirikan teman2 sedang merapihkan barang di dalam tenda sedangkan gw masih berdiri dan lompat2 di atas batu yang nempel di atas jurang. Tiba2 terdengar suara "Ga kedinginan bang ?"
Gw menoleh ke kanan ternyata ada orang berdiri tinggi tegap menghadap matahari yang sedang menaik.
Gw jawab " oh engga gw dah biasa (jawab dwngan sombong).
Kemudian tuh orang nanya lagi "sering kesini ?"
Gw jawag "oh sering gw dah biasa"..
Tapi gw dalam hati penasaran ini siapa koq tiba2 muncul di samping gw, akhirnya gw turun pelan2 dari batu terus gw ngebelakangin orang itu. Ternyata mereka ada 2 orang berpakaian seperti orang jaman dulu. Memakai angkin, celana gantung serta rompi dan kepalanya pakai belangkon pakai sendal jaman dulu yang di iket.. Badan nya gede2..
Dan yang bikin gw kaget.. Anjrit mukanya sama.
Akhirnya gw pelan2 jalan langsung masuk ke tenda..
Gw bilang di luar ada orang badan nya gede pakaian kaya orang jaman dulu muka nya sama.
Sontak temen2 gw pada panik. Langaung nutup tenda rapat2.. Konon katanya mereka adalah preajurit dari kerjaan Prabumi Siliwangi yang bersembunyi dari kejaran kerajaan majapahit.
Posting Komentar untuk "Mendaki Di Gunung Gede"