Jember Fashion Carnaval, siapa yang tak kenal? Karnaval busana tahunan ini sangat populer bukan hanya di tanah air, namun telah dikenal luas di mancanegara. Berkat pagelaran Jember Fashion Carnaval atau JFC ini, nama Jember diakui sebagai Kota karnaval dunia. Berbagai undangan tampil di even internasional di beberapa negara membuat nama Jember kian mendunia. Berbagai prestasi dan penghargaan pun telah diraih JFC.
Atmosfir karnaval JFC pun disebut-sebut tidak kalah pamor dengan karnaval kelas dunia macam Rio Carnival, Rio de Janeiro, Brazil dan Oktoberfest, di Munchen, Jerman.
Imbasnya, pariwisata kota Jember pun ikut terangkat. Dari waktu ke waktu seiring perjalanan JFC, angka kunjungan wisata ke Jember pun meningkat.
Di Indonesia JFC juga menjadi inspirasi event serupa di berbagai daerah. Hampir semua karnaval budaya di Indonesia saat ini tidak lepas dari model busana JFC, meski tidak seluruhnya persis.
JFC digelar setiap tahun, umumnya pada bulan Agustus, meskipun pernah juga berlangsung pada bulan Juli. Awalnya karnaval ini hanya berupa konsep sederhana dari rumah mode Dynand Fariz yang menyelenggarakan "Pekan Mode Dynand Fariz" pada 2001 yang mewajibkan seluruh karyawannya berpakaian sesuai dengan tren fasyen dunia.
Tak dinyana, ide ini bersambut baik dan berkembang lebih jauh. Setahun berikutnya, pada 2002, Pekan Mode Dynand Fariz digelar dengan cara berparade keliling kampung dan alun-alun kota Jember. Sukses acara tersebut lalu timbul gagasan untuk menggelar even yang lebih besar, Jember Fashion Carnaval yang dilangsungkan bersamaan dengan HUT Kota Jember pada 2003 yang sekaligus menjadi tonggak dimulainya perjalanan JFC menuju karnaval berkelas dunia.
Bayangkan saja, JFC sudah berlangsung selama 16 tahun pada 2017, dan setiap tahun selalu menampilkan tema berbeda dalam 10 sub tema, dengan ratusan peserta, maka setidaknya sudah dihasilkan ribuan bentuk dan karakter kostum. Jika keseluruhan kostum yang pernah dibuat peserta ini didokumentasikan dan ditampilkan secara kronologis, dibutuhkan berapa lama untuk menikmati keindahan dan
Harusnya semua pihak sepakat, bahwa kalau ada satu yang kurang dari JFC, yaitu sudah waktunya didirikan Museum JFC yang akan merepresentasikan perjalanan panjangnya dan sekaligus fakta sejarahnya yang bisa dinikmati generasi selanjutnya yang belum pernah melihatnya secara langsung. Museum JFC akan menjadi salah satu daya tarik wisata Jember, sehingga orang datang tidak hanya pada saat berlangsung parade JFC setiap tahunnya.
Sejak pertama kali digelar pada 2003, Jember Fashion Carnival (JFC) telah memantapkan diri sebagai salah satu acara fashion terbesar di Indonesia. Karnaval JFC memiliki catwalk sepanjang sekitar 3,6 kilometer di pusat kota kota Jember dan termasuk runaway karnaval terpanjang di dunia.
Kondisi ini tentu saja bukan hal yang mudah dijalani peserta. Untuk berjalan sepanjang itu para peserta parade dituntut memiliki stamina yang baik, karena mereka membawa beban kostum yang rata-rata di atas 10 kg, bahkan ada yang mencapai 40 kg.
JFC bukan hanya menarik banyak wisatawan datang ke Jember, namun juga mampu menyedot perhatian para awak media dan fotografer untuk ikut meliput. Setiap tahun ribuan awak media membanjiri JFC.
Pada 2014 tercatat ada 3.073 media dan fotografer dalam dan luar negeri mendaftar untuk hadir dari seluruh dunia untuk meliput Jember Fashion Carnaval. Untuk tahun 2015 tak kurang ada 3.711 media, termasuk kantor berita dunia, yang mendaftar. Hal yang sama berulang pada tahun-tahun selanjutnya. Berkat liputan dan gambar-gambar parade JFC yang dipublikasikan para pewarta tersebut, tak pelak makin melambungkan nama Jember sebagai kota karnaval dunia.
Dalam perjalanannya, JFC telah meraih belasan penghargaan dalam berbagai kompetisi bergengsi baik di dalam negeri maupun tingkat dunia, diantaranya adalah :
Kostum Reog dalam JFC (via Okezone.com) |
Atmosfir karnaval JFC pun disebut-sebut tidak kalah pamor dengan karnaval kelas dunia macam Rio Carnival, Rio de Janeiro, Brazil dan Oktoberfest, di Munchen, Jerman.
Imbasnya, pariwisata kota Jember pun ikut terangkat. Dari waktu ke waktu seiring perjalanan JFC, angka kunjungan wisata ke Jember pun meningkat.
Sejak 2008, angka kunjungan wisatawan yang datang ke JFC sudah mencapai angka 250 ribu wisatawan. Sedangkan pada 2015, jumlah wisatawan yang datang di atas 800 ribu orang.
Di Indonesia JFC juga menjadi inspirasi event serupa di berbagai daerah. Hampir semua karnaval budaya di Indonesia saat ini tidak lepas dari model busana JFC, meski tidak seluruhnya persis.
JFC digelar setiap tahun, umumnya pada bulan Agustus, meskipun pernah juga berlangsung pada bulan Juli. Awalnya karnaval ini hanya berupa konsep sederhana dari rumah mode Dynand Fariz yang menyelenggarakan "Pekan Mode Dynand Fariz" pada 2001 yang mewajibkan seluruh karyawannya berpakaian sesuai dengan tren fasyen dunia.
Tak dinyana, ide ini bersambut baik dan berkembang lebih jauh. Setahun berikutnya, pada 2002, Pekan Mode Dynand Fariz digelar dengan cara berparade keliling kampung dan alun-alun kota Jember. Sukses acara tersebut lalu timbul gagasan untuk menggelar even yang lebih besar, Jember Fashion Carnaval yang dilangsungkan bersamaan dengan HUT Kota Jember pada 2003 yang sekaligus menjadi tonggak dimulainya perjalanan JFC menuju karnaval berkelas dunia.
Berikut fakta-fakta menarik tentang Jember Fashion Carnaval yang membawa nama Jember dan Dynand Fariz mendunia.
Tema-Tema JFC
JFC merupakan karnaval tematik, setiap tahun penyelenggaraan JFC selalu mengusung tema tertentu. Diawal penyelenggaraanya, karnaval ini memang belum memiliki tema secara khusus. Namun dalam perkembangannya, JFC mulai tampil secara tematik. Berikut tema-tema yang pernah ditampilkan dalam perjalanan JFC sampai tahun 2017.- Jember Fashion Carnaval 1, 1 Januari 2003, bertema cowboy, punk, gypsy diselenggarakan bersamaan dengan hari ulang tahun Kota Jember.
- JFC 2, 30 Agustus 2003, diselenggarakan bersamaan dengan gerak jalan tradisional TAJEMTRA, mengusung tema busana asia seperti Arab, India, Maroko, China dan Jepang.
- JFC 3, 8 Agustus 2004, mulai dikelola oleh JFCC (Jember Fashion Carnaval Council), mengusung tema busana mali, Athena-Yunani, Brasil, India, Futuristic dan Vintage.
- JFC 4, 7 Agustus 2005, untuk pertama kali dan seterusnya JFC mengangkat tema defile, yang dipresentasikan dalam delapan defile. Berturut-turut tampil adalah defile Archipelago dengan tema busana Jawa, diikuti tema Tsunami, Egypt, China, Grandprix, Discontruction, England dan Carribean.
- JFC 5, 6 Agustus 2006, bertema “Anxiety and Spirit of the World” yang menampilkan tren fasyen dunia seperti soft baroque, mock snop, action tribes dan magic circus. Event ini dibagi menjadi 8 defile, diawali defile archipelago busana Bali dan dilanjutkan defile forest, poverty, mistic, jamaika, underground, rusia dan world cup.
- JFC 6, 5 Agustus 2007, bertema “Save Our World” yang berorientasi pada human, vegetal, mineral dan imagination. Event ini dibagi menjadi 8 defile dan sebagai pembuka adalah defile busana borneo kemudian dilanjutkan dengan prison, predator, undercover, amazon, chinese opera, recycle dan anime.
- JFC 7, 3 Agustus 2008, bertema “World Evolution”, dalam sembilan defile yang menginspirasikan perubahan bumi karena tingkah laku manusia yang tak terkendali. Terbagi dalam 9 defile, berturut-turut JFC Marching Band, Archipelago Papua, Barricade, Off Earth, Gate-11, Roots, Metamorphic, Undersea, Robotic.
- JFC 8, 2 Agustus 2009, bertema “World Unity” yang berarti satukan dan damaikan dunia, terbagi dalam sembilan defile, berturut-turut JFC marching band dengan tema kostum perisai, archipelago ranah minang, upperground, animal plants, off life, hard shoft, container, techno eth dan rythem.
- JFC 9, 8 Agustus 2010, bertema “World Treasure” yaitu sekarang dan masa yang akan datang. Event ini dibagi menjadi 9 defile, berturut-turut adalah JFC marching band dengan kostum dream sky, archipelago toraja, butterfly, thailand, cactus, kabuki, mongol, apocalypse dan voyage.
- JFC 10, 24 Juli 2011, bertema "Eyes of Triumph" atau kekuatan pandangan mata, yang menampilkan 10 Defile mulai dari best defile JFC I hingga JFC IX, yaitu Royal Kingdom, Punk, India, Athena, tsunami, Bali, Borneo, Roots, Animal plant, dan Butterfly.
- JFC 11, 8 Juli 2012, bertema “Extremagination” yang terinspirasi dari International Culture dan Global fenomena dipresentasikan dalam 10 defile, yaitu rome empire, madurese, oceanarium, persians, orchidaceae, savana, mushroom, dragon, trinidad &tobago, dan planet heredity.
- JFC 12, 25 Agustus 2013, bertema “Artechsion” (Art meet technology and ilusion), yang dikemas dalam 10 defile, antara lain: Betawi, Tibet, Bamboo, Artdeco, Octopus, Canvas, Tribe, Beetle, Spider dan vinice.
- JFC 13, 24 Agustus 2014, bertema “Triangle Dynamic In Harmony", terdiri 10 defile yaitu Mahabarata, Tambora, Phonix, Pine forest, Apache, Borobudur, Flying kite, Wild deer, stalagmite dan chemistry.
- JFC 14, 30 Agustus 2015, bertema “Out Frame” yang bertujuan memberikan konsep baru yaitu mencoba membuka sesuatu yang konvensional untuk diciptakan diluar batas. Terdiri dari 10 defila, yaitu Majapahit , Ikebana, Fossil, Parrot, Circle, Pegasus, Lionfish, Egypt, Melanesia dan Reog.
- JFC 15, 28 Agustus 2016, bertema "Revival" atau kebangkitan Indonesia di berbagai bidang, dengan sub tema Garuda, Hortus, Technocyber, Woods, Paradisaea, Refugees, Ocean, Chandelier, Olympic dan Barong.
- JFC 16, 13 Agustus 2017, bertema "Victory" atau kemenangan. Tema ini diambil karena dalam perjalanan JFC selama 16 tahun, telah banyak kemenangan yang diraih. Kali ini menampilkan 10 tema unik yang mempresentasikan perjalanan JFC dalam meraih prestasi di level Dunia dalam kategori National Costume, yakni Srivijaya Empire, Bali, King of Papua, Mystical Toraja, Siger Crown Lampung, Borneo, Chronicle of Borobudur, Mythical Toraja, Worderful of Betawi dan Unity in Diversity.
Keunikan Kostum JFC
Tak pelak lagi, daya tarik utama JFC terletak pada keunikan dan kemegahan kostum para pesertanya. Dalam setiap tahun JFC selalu menampilkan parade peserta dengan kostum yang rumit, unik dan spektakuler. Selalu ada inovasi baik dari sisi kostum, detail, hingga karakter teatrikal. Dan yang lebih menarik lagi, kostum tersebut dibuat sendiri oleh setiap peserta karnaval dengan arahan pihak penyelenggara.Bayangkan saja, JFC sudah berlangsung selama 16 tahun pada 2017, dan setiap tahun selalu menampilkan tema berbeda dalam 10 sub tema, dengan ratusan peserta, maka setidaknya sudah dihasilkan ribuan bentuk dan karakter kostum. Jika keseluruhan kostum yang pernah dibuat peserta ini didokumentasikan dan ditampilkan secara kronologis, dibutuhkan berapa lama untuk menikmati keindahan dan
Harusnya semua pihak sepakat, bahwa kalau ada satu yang kurang dari JFC, yaitu sudah waktunya didirikan Museum JFC yang akan merepresentasikan perjalanan panjangnya dan sekaligus fakta sejarahnya yang bisa dinikmati generasi selanjutnya yang belum pernah melihatnya secara langsung. Museum JFC akan menjadi salah satu daya tarik wisata Jember, sehingga orang datang tidak hanya pada saat berlangsung parade JFC setiap tahunnya.
Runway JFC Terpanjang Di Dunia
Runaway JFC 3,6 km terpanjang di dunia. (via Wego.co.id) |
Kondisi ini tentu saja bukan hal yang mudah dijalani peserta. Untuk berjalan sepanjang itu para peserta parade dituntut memiliki stamina yang baik, karena mereka membawa beban kostum yang rata-rata di atas 10 kg, bahkan ada yang mencapai 40 kg.
JFC Diliput Ribuan Photographer
Pagelaran JFC selalu mengundang ribuan fotografer profesional maupun amatir. (via Wego.co.id) |
JFC bukan hanya menarik banyak wisatawan datang ke Jember, namun juga mampu menyedot perhatian para awak media dan fotografer untuk ikut meliput. Setiap tahun ribuan awak media membanjiri JFC.
Pada 2014 tercatat ada 3.073 media dan fotografer dalam dan luar negeri mendaftar untuk hadir dari seluruh dunia untuk meliput Jember Fashion Carnaval. Untuk tahun 2015 tak kurang ada 3.711 media, termasuk kantor berita dunia, yang mendaftar. Hal yang sama berulang pada tahun-tahun selanjutnya. Berkat liputan dan gambar-gambar parade JFC yang dipublikasikan para pewarta tersebut, tak pelak makin melambungkan nama Jember sebagai kota karnaval dunia.
JFC Salah Satu Karnaval Terbaik Dunia
Menampilkan parade busana unik, fantastik dan spektakuler, tak bisa dipungkiri JFC adalah karnaval terbaik di Indonesia, bahkan di tingkat dunia pun JFC menjadi salah satu karnaval terbaik. Pada tahun 2016, JFC meraih juara ketiga dalam ajang Carnaval International De Victoria di ibu kota Seychelles, Afrika. JFC hanya kalah dengan Notting Hill (USA) dan Reunion France.
Sedangkan di tingkat dunia, Jember Fashion Carnaval menduduki peringkat ke empat karnaval dunia, setelah Mardi Grass New Orleans USA, Rio De Jeneiro dan Fastnatch Koln Jember. Tentu ini sebuah prestasi yang membanggakan dan seharusnya bisa dioptimalkan sebagai daya tarik wisata Jember dan Indonesia.
Penghargaan Dunia
Best National Costum di Tokyo (via CNNIndonesia.com) |
Dalam perjalanannya, JFC telah meraih belasan penghargaan dalam berbagai kompetisi bergengsi baik di dalam negeri maupun tingkat dunia, diantaranya adalah :
1. Best National Costume Miss International 2014 di Tokyo, Jepang
2. Best National Costume Miss Supranational 2014 di Warsawa, Polandia
3. Best National Costume Miss Universe 2014 di Florida, USA
4. Best National Costume Miss Supranational 2015 di Warsawa, Polandia.
5. Best National Costume Miss Grand International 2016 di Las Vegas Amerika Serikat
6. Best National Costume Miss Tourism International 2016 di Malaysia.
Nah, dengan gelaran karnaval yang spektakuler dan segudang prestasi yang telah diraihnya, rasanya Jember Fashion Carnaval atau JFC ini pantas menjadi agenda wisata Anda. Apalagi JFC merupakan karnaval tematik yang setiap tahun selalu menampilkan tema yang berbeda-beda. Jadi selalu ada alasan untuk datang ke Jember setiap tahun, bukan?
6. Best National Costume Miss Tourism International 2016 di Malaysia.
Nah, dengan gelaran karnaval yang spektakuler dan segudang prestasi yang telah diraihnya, rasanya Jember Fashion Carnaval atau JFC ini pantas menjadi agenda wisata Anda. Apalagi JFC merupakan karnaval tematik yang setiap tahun selalu menampilkan tema yang berbeda-beda. Jadi selalu ada alasan untuk datang ke Jember setiap tahun, bukan?
maaf numpang lewat ;)
BalasHapusYUKK yang mau jalan2 ke Jember, silahkan kunjungi
https://www.traveljember.id
Sebentar lagi event JFC loh yang butuh transportasi mura tapi bukan murahan klik aja
BalasHapusHttps://www.suryaariejaya.com