Kemacetan di kota-kota besar sudah menjadi pemandangan umum, bahkan cenderung semakin menjadi-jadi. Hal ini dampak dari meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Waktu berhenti di lampu merah pun bertambah lama. Hal ini membuat banyak pengendara motor mematikan kendaraannya ketika menunggu lampu lalu lintas kembali hijau. Salah satu tujuannya tentu untuk menghemat bensin.
Yang jadi pertanyaan, perilaku mematikan motor saat terjebak mati merah di traficlight ini baik atau aman tidak ya buat motor? Terutama bagi motor yang tidak menganut teknologi start-stop.
Nah menurut para pakarnya, ternyata kebiasaan tersebut menimbulkan efek buruk untuk mesin dalam jangka panjangnya. Karena motor harus hidup lalu mati berulang-ulang dalam waktu yang singkat. Komponen motor yang paling terkena dampak awal adalah dinamo starter, kunci kontak, dan aki. Ketiga komponen tersebut cepat aus dan umur pakainya menjadi lebih pendek.
Kondisi ini diperparah dengan aturan yang mengharuskan lampu motor harus hidup di siang hari, dan kebiasaan mematikan motor dalam posisi gigi masuk, membuat kerja aki dan dinamo starter bekerja lebih berat.
Hal yang sama juga berlaku bagi motor matik yang harus dimatikan mesinnya kemudian langsung dipacu kencang begitu lampu hijau menyala. Ini menyebabkan transmisi dan van belt lebih cepat aus dan motor lebih boros karena putaran gas langsung terbuka lebar.
Lalu bagaimana seharusnya pengendara motor menyikapi saat berhenti di lampu merah? Begini cara yang benar :
1. Tidak perlu mematikan mesin, sebaiknya menunggu saja dalam kondisi mesin hidup. Pengecualian jika kamu menghadapi macet di jalanan hingga berjam-jam, mesin harus dimatikan karena beresiko motor bisa overheat, panas berlebihan.
2. Posisikan gigi dalam keadaan netral saat berhenti di lampu merah.
3. Jika harus mematikan mesin motor, perhatikan berapa lama lampu merah itu menyala. Aturannya, dinamo starter bisa dihidupkan lagi setelah minimal menunggu 20 detik. Jangan terlalu cepat mematikan lalu menghidupkan lagi motor kalau tidak ingin komponen cepat ganti.
4. Saat menjalankan motor setelah lampu hijau sebaiknya jalankan perlahan dulu, jangan langsung digeber kencang.
Yang jadi pertanyaan, perilaku mematikan motor saat terjebak mati merah di traficlight ini baik atau aman tidak ya buat motor? Terutama bagi motor yang tidak menganut teknologi start-stop.
Nah menurut para pakarnya, ternyata kebiasaan tersebut menimbulkan efek buruk untuk mesin dalam jangka panjangnya. Karena motor harus hidup lalu mati berulang-ulang dalam waktu yang singkat. Komponen motor yang paling terkena dampak awal adalah dinamo starter, kunci kontak, dan aki. Ketiga komponen tersebut cepat aus dan umur pakainya menjadi lebih pendek.
Kondisi ini diperparah dengan aturan yang mengharuskan lampu motor harus hidup di siang hari, dan kebiasaan mematikan motor dalam posisi gigi masuk, membuat kerja aki dan dinamo starter bekerja lebih berat.
Hal yang sama juga berlaku bagi motor matik yang harus dimatikan mesinnya kemudian langsung dipacu kencang begitu lampu hijau menyala. Ini menyebabkan transmisi dan van belt lebih cepat aus dan motor lebih boros karena putaran gas langsung terbuka lebar.
Lalu bagaimana seharusnya pengendara motor menyikapi saat berhenti di lampu merah? Begini cara yang benar :
1. Tidak perlu mematikan mesin, sebaiknya menunggu saja dalam kondisi mesin hidup. Pengecualian jika kamu menghadapi macet di jalanan hingga berjam-jam, mesin harus dimatikan karena beresiko motor bisa overheat, panas berlebihan.
2. Posisikan gigi dalam keadaan netral saat berhenti di lampu merah.
3. Jika harus mematikan mesin motor, perhatikan berapa lama lampu merah itu menyala. Aturannya, dinamo starter bisa dihidupkan lagi setelah minimal menunggu 20 detik. Jangan terlalu cepat mematikan lalu menghidupkan lagi motor kalau tidak ingin komponen cepat ganti.
4. Saat menjalankan motor setelah lampu hijau sebaiknya jalankan perlahan dulu, jangan langsung digeber kencang.
Posting Komentar untuk "Perlukah Mematikan Mesin Motor Di Lampu Merah?"