Kamu mungin pernah melihat orang yang sering menangis tanpa
sebab yang jelas, menunjukkan kesedihan atau kemurungan hampir sepanjang waktu,
serta tidak menunjukkan minat terhadap hal-hal yang menyenangkan? Seseorang
dengan gejala semacam itu kemungkinan menderita distimia.
Distimia (via www.pinterest.co.uk) |
Distimia dikenal juga sebagai persistent depressive disorder
(PDD) merupakan kondisi saat seseorang mengalami depresi berkepanjangan,
sekurangnya selama dua tahun berturut-turut pada orang dewasa atau setahun pada
anak-anak dan remaja. Ini adalah salah satu gangguan mental yang tercantum
dalam buku panduan psikiatri dari AS, Diagnostic and Statistical Manual (DSM).
Distimia disebut juga sebagai depresi ringan yang dialami
dalam jangka panjang (mild, chronic depression), adalah depresi yang kadar
keparahannya kurang jika dibandingkan dengan depresi klinis. Penderita distimia menunjukkan
gejala-gejala depresi dalam jangka waktu yang lama, seringkali dua tahun atau
lebih.
Meskipun tergolong depresi ringan, distimia bisa mendorong
munculnya depresi berat pada saat bersamaan atau yang dikenal sebagai depresi
ganda. Dalam keadaan depresi berat, bukan tidak mungkin seseorang memiliki
pemikiran menyakiti atau bunuh diri.
Distimia pada orang-orang di bawah usia 21 bisa berasosiasi
dengan risiko tinggi gangguan kepribadian dan penyalahgunaan obat-obatan atau
alkohol.
Menurut Institut Nasional Kesehatan Jiwa, sekitar 1,5 %
penduduk dewasa Amerika mengalami distimia. Meskipun tidak melumpuhkan sehebat
depresi klinis, namun distimia dapat menjauhkan Anda dari mengalami perasaan
yang terbaik dan berfungsi secara optimal. Distimia dapat berawal pada masa kanak-kanak
atau masa dewasa dan kasusnya lebih umum pada wanita daripada pria.
Dilansir MayoClinic, penderita distimia akan kesulitan
merasa bahagia sehingga kerap dipandang sebagai pemurung. Gejala-gejalanya
sebagaimana yang disebut diawal tulisan, ditambah gangguan tidur, kehilangan
nafsu makan atau justru sebaliknya, mudah marah, sering merasa bersalah saat
mengingat masa lalu, dan merasa terus kehilangan harapan.
Apa Saja Tanda-Tanda dan Gejala Distimia?
Dikutip dari situs Cahayajiwa.com, penderita distimia ditandai
gejala-gejala sebagai berikut :
- Kesedihan atau kemurungan alam perasaan/suasana hati pada sebagian besar waktu atau hampir setiap hari.
- Kehilangan antusiasme pada hal-hal yang semula menyenangkan.
- Perubahan besar pada berat tubuh (pertambahan atau kehilangan lebih dari 5 % dari keseluruhan berat tubuh dalam jangka waktu satu bulan) atau perubahan pada selera makan.
- Susah tidur atau tidur hampir di sepanjang hari setiap harinya.
- Gelisah secara fisik atau menjadi lamban, yang terlihat jelas oleh orang lain.
- Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
- Perasaan putus asa atau merasa tidak berguna atau rasa bersalah yang kuat hampir setiap hari.
- Memiliki masalah dalam hal konsentrasi atau membuat keputusan hampir setiap hari.
- Pikiran yang berulang-ulang tentang kematian, rencana bunuh diri, atau usaha bunuh diri.
Faktor Penyebab
Distimia
Para ahli psikiatri belum menentukan faktor apa menjadi penyebab
pasti distimia atau depresi. Ada kemungkinan disebabkan faktor genetis, tetapi
banyak orang yang mengalami distimia tidak punya riwayat depresi, dan orang
lain yang keluarganya punya riwayat depresi justru tidak mengalami masalah
depresi.
Ada pula kemungkinan fungsi abnormal di otak yang menjadi
akar masalah distimia.
Menurut Brett Wingeier, CTO dan salah satu penggagas Halo Neuroscience,
saat terjadi momen manis, otak manusia akan mengeluarkan senyawa kimia yang
mengatur perasaan bahagia. Begitu pun saat terjadi peristiwa pahit, sistem otak
akan mengaktivasi senyawa kimia terkait perasaan sedih.
Dalam keadaan normal,
fungsi otak ini berjalan seimbang. Namun, pada pengidap distimia, sistem yang
mengatur perasaan buruk akan jauh lebih aktif dan sistem pengatur mood tak
merespons dengan baik kondisi-kondisi menyenangkan.
Selain dua kemungkinan ini, distimia juga disebut-sebut
dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa buruk dalam relasi atau pekerjaan yang
pernah dialami seseorang, penyakit fisik, serta efek obat (Tirto.co.id).
Posting Komentar untuk "Distimia, Depresi Ringan Yang Berkepanjangan"