Kata "OK" atau "Oke" adalah salah satu istilah yang paling umum digunakan dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, di berbagai belahan dunia.
Kata ini sering berfungsi sebagai kata kerja, sifat, atau bahkan kata benda.
Dalam penggunaannya, "Oke" biasanya menunjukkan persetujuan, penerimaan, kebenaran, atau sekadar ungkapan bahwa tidak ada masalah.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa kata ini sebenarnya merupakan singkatan yang memiliki sejarah panjang.
Asal-Usul Kata "Oke"
Ada berbagai pendapat mengenai asal mula kata "OK". Beberapa teori menyebutkan bahwa kata ini berasal dari:
1. Bahasa Suku Indian: Kata "Okeh" yang digunakan oleh penduduk asli Amerika.
2. Merek Dagang: Singkatan dari "Orrin Kendall," sebuah merek biskuit di Amerika Serikat.
Namun, penelitian ahli bahasa Allen Walker Read pada dekade 1960-an mengungkap fakta yang lebih akurat.
Dalam studinya yang berjudul "The First Stage in the History of 'O.K.'" (1963), Read menemukan bahwa kata "OK" pertama kali dipopulerkan pada 23 Maret 1839 oleh surat kabar Boston Post di Amerika Serikat.
"OK" dan Fenomena Penyingkatan Kata
Pada tahun 1830-an, masyarakat di AS sedang gandrung dengan tren menyingkat kata dalam komunikasi. Contohnya, singkatan seperti RTBS (Remains to be Seen) atau OMG (Oh My God) sudah populer di kalangan penutur bahasa Inggris.
Dalam konteks ini, redaktur Boston Post bernama Charles Gordon Greene menciptakan dan mempopulerkan singkatan baru, yaitu "OK."
Singkatan ini berasal dari frasa "oll korrect," yang merupakan variasi humor dari "all correct". Kata ini digunakan untuk mengonfirmasi bahwa sesuatu benar atau sesuai.
Dinamika Kata "OK"
Sifat bahasa yang dinamis membuat "OK" menjadi kata serbaguna. Kata ini digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan, konfirmasi, atau permintaan. Bahkan, "OK" menjadi simbol universal dalam komunikasi karena:
- Mudah diucapkan.
- Pendek dan efisien.
- Tidak terikat pada satu budaya atau bahasa.
Allen Walker Read mencatat bahwa popularitas "OK" meluas karena kesederhanaan dan kemampuannya menjadi bagian dari berbagai bahasa di dunia.
Meski begitu, "OK" memiliki kekurangan, yaitu tidak bisa menunjukkan emosi secara eksplisit. Sebagai contoh, "OK" bisa digunakan baik dalam konteks positif maupun negatif tergantung pada nada atau situasi.
Penggunaan "Oke" di Indonesia
Di Indonesia, kata "OK" telah diadaptasi menjadi "Oke" dan tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI mendefinisikan "Oke" sebagai "kata untuk menyatakan setuju."
Penggunaan "Oke" di Indonesia tidak jauh berbeda dari negara lain, yakni sebagai bentuk persetujuan, penerimaan, atau konfirmasi dalam komunikasi sehari-hari.
Meskipun awalnya hanya sebuah singkatan sederhana, "Oke" telah menjadi salah satu kata paling universal di dunia. Kata ini membuktikan bahwa bahasa terus berkembang mengikuti kebutuhan komunikasi manusia.
Posting Komentar untuk "Ternyata Kata "Oke" Itu Singkatan, Ini Sejarah dan Kepanjangannya"