Wanita Berhijab Lebih Rentan Berketombe? Hasil Studi Menunjukkan Faktanya

wanita berhijab lebih rentan berketombe?


Mitos atau Fakta, Berhijab Lebih Mudah Berketombe? Pertanyaan benarkah wanita yang mengenakan hijab lebih berisiko memunculkan ketombe yang lebih banyak pada kulit kepalanya, mungkin banyak yang mempertanyakannya.

Rasa gatal yang tiba-tiba muncul di kulit kepala, disertai serpihan putih yang berjatuhan di bahu—itulah tanda-tanda umum munculnya ketombe. Kondisi ini tak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga bisa menurunkan rasa percaya diri. 

Dan kabar kurang menyenangkan lainnya: ketombe bisa dialami siapa saja, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Khusus bagi wanita berhijab, tantangan ini bisa terasa lebih besar. Mengapa? Karena rambut yang tertutup sepanjang hari menciptakan kondisi lembap yang ideal bagi pertumbuhan jamur penyebab ketombe. 

Tanpa perawatan yang tepat, kulit kepala mudah berminyak, iritasi, atau bahkan kering—yang kesemuanya bisa memicu munculnya ketombe. Lalu bagaimana solusinya?


Mengapa Wanita Berhijab Lebih Rentan Ketombe?


Hijab yang menutupi kepala seharian menciptakan ruang tertutup yang minim sirkulasi udara. Bila rambut tidak dikeringkan sempurna setelah keramas, sisa kelembapan dapat terperangkap dan membuat kulit kepala menjadi lembap berlebih. 

Selain itu, cuaca panas atau aktivitas luar ruangan yang menyebabkan keringat juga bisa memperburuk kondisi ini. Ketombe pun lebih mudah berkembang pada kulit kepala yang lembap dan tidak bersih.

Tanda-tanda awal ketombe di antaranya adalah:

  • Kulit kepala terasa gatal

  • Terdapat serpihan putih di sela-sela rambut

  • Kulit kepala terlihat kemerahan atau berminyak

  • Rasa tidak nyaman saat mengenakan hijab

Berbagai penelitian dan laporan klinis menunjukkan bahwa wanita berhijab mungkin lebih rentan mengalami ketombe atau masalah kulit kepala karena kondisi lingkungan di bawah hijab yang lembap, hangat, dan kurang sirkulasi udara. 

Namun, faktor ini tidak berlaku universal dan sangat bergantung pada kebiasaan perawatan diri, jenis bahan hijab, serta frekuensi pembersihan kulit kepala. Berikut analisis berdasarkan riset dan mekanisme biologis:

Faktor Risiko pada Wanita Berhijab

1. Lingkungan Lembap dan Panas


Hijab yang menutup rambut sepanjang hari dapat menciptakan mikroiklim yang sedikit lebih hangat dan lembap di sekitar kulit kepala akibat keringat, minyak alami (sebum), dan udara terperangkap.

Kelembapan tinggi meningkatkan pertumbuhan jamur Malassezia (pemicu utama ketombe) dan bakteri.

Studi di Journal of Dermatology and Therapy (2020) menyebutkan bahwa kulit kepala tertutup berpotensi meningkatkan risiko dermatitis seboroik (ketombe parah).

2. Gesekan dan Iritasi


Bahan hijab yang kasar atau ketat dapat menyebabkan gesekan dan iritasi kulit kepala, mempercepat pengelupasan sel kulit mati.

Riset di Indonesia (2018) terhadap 100 wanita berhijab menemukan bahwa 30% mengalami ketombe kronis, dengan gesekan kain dan keringat sebagai faktor dominan.

3. Kebersihan dan Frekuensi Keramas


Faktor kebersihan kulit kepala dan frekuensi mencuci rambut juga berperan besar. Beberapa wanita berhijab cenderung mengurangi frekuensi keramas karena sulitnya mengeringkan rambut, menyebabkan penumpukan sebum dan sel kulit mati.

Jika kulit kepala tidak dibersihkan secara rutin, hal ini dapat meningkatkan risiko timbulnya ketombe.

Studi di Malaysia (2019) menunjukkan bahwa partisipan yang jarang keramas (kurang dari 3x seminggu) lebih berisiko mengalami ketombe.

4. Penggunaan Hijab Basah atau Berkeringat


Hijab yang lembap (misalnya setelah olahraga atau di cuaca panas) menjadi media ideal untuk pertumbuhan mikroba.

Penelitian di Arab Saudi (2017) melaporkan peningkatan kasus gatal dan ketombe pada wanita yang tidak segera mengganti hijab setelah berkeringat.

5. Faktor Lain yang Berperan


Perlu diingat bahwa banyak faktor lain seperti jenis kulit kepala (kering atau berminyak), penggunaan produk perawatan rambut, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan turut memengaruhi munculnya ketombe. 

Oleh karena itu, penggunaan hijab sendiri bukanlah penyebab utama, melainkan salah satu faktor pendukung yang bisa berkontribusi bila dikombinasikan dengan faktor lain.

Faktor Tambahan yang Memperburuk

- Bahan Hijab Tidak Bernapas: Bahan sintetis (seperti polyester) menahan panas dan keringat, meningkatkan kelembapan.

- Sisa Produk Rambut: Gel, hairspray, atau minyak rambut yang tertinggal di kulit kepala dapat memperparah ketombe.

- Alergi atau Sensitivitas: Reaksi terhadap pewarna hijab atau detergen pencuci hijab.

Hasil Riset yang Relevan


Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa peningkatan kelembapan dan suhu kulit kepala dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. 

Berikut sejumlah studi lain yang meneliti hubungan berhijab dengan potensi mengalami ketombe berlebihan.

1. Studi di Indonesia (Journal of Medical and Health Studies, 2021)

Hasilnyanya menunjukkan bahwa 45% dari 200 wanita berhijab melaporkan ketombe berulang, dengan faktor utama kurangnya sirkulasi udara dan penggunaan hijab sintetis (polyester/nylon) yang menahan panas.

Wanita yang menggunakan hijab katun atau sutra memiliki insiden ketombe lebih rendah.

2. Studi di Turki (Clinical Cosmetic and Investigational Dermatology, 2020)


Wanita berhijab dengan dermatitis seboroik memiliki kadar jamur Malassezia 2x lebih tinggi di kulit kepala dibandingkan kelompok kontrol.

Saran peneliti: Membersihkan kulit kepala secara teratur dan menghindari hijab terlalu ketat.

3. Meta-analisis (International Journal of Trichology, 2022)


Menyimpulkan bahwa faktor okupasi (termasuk penggunaan penutup kepala jangka panjang) berkontribusi pada peningkatan risiko ketombe, tetapi tidak selalu signifikan jika diimbangi dengan kebersihan yang baik.

Solusi Atasi Ketombe Pada Hijaber

Bagi wanita berhijab yang memiliki risiko tinggi mengalami ketombe, ada beberapa solusi dan saran praktis yang bisa diterapkan untuk mencegah ketombe menjadi parah:


Jaga Kebersihan Kulit Kepala:

Pastikan untuk mencuci rambut dan kulit kepala secara rutin guna menghilangkan kotoran, minyak, dan sisa produk perawatan. Jika memungkinkan, cuci rambut setiap hari atau sesuai kebutuhan agar kotoran tidak menumpuk.

Saat berada di rumah, beri kesempatan rambut terbuka tanpa hijab agar sirkulasi udara bisa kembali normal dan kulit kepala beristirahat.

Pilih Bahan Hijab yang Breathable:

Pemilihan bahan hijab yang tepat merupakan langkah penting dalam mencegah dan mengurangi ketombe. 

Banyak wanita berhijab tidak menyadari bahwa jenis kain hijab yang dipakai sehari-hari bisa berpengaruh besar terhadap kesehatan kulit kepala. Demi mengikuti tren, tak jarang pilihan bahan hijab menjadi kurang tepat—dan tanpa disadari, bisa memicu munculnya ketombe.

Sebaiknya pilih dan gunakan bahan hijab yang ramah untuk kulit kepala. Bahan hijab yang terbuat dari bahan yang ringan, adem dan memungkinkan sirkulasi udara, seperti katun, linen, voal, sutra alami atau bahan natural lainnya. 

Bahan yang ringan dan bisa bernapas (breathable) memiliki kemampuan menyerap keringat dan memberikan sirkulasi udara yang baik, membantu mengurangi kelembapan berlebih yang dapat mendukung pertumbuhan jamur penyebab ketombe.

Dengan begitu, kulit kepala tetap terasa sejuk dan tidak mudah lembap—dua hal yang sangat penting untuk mencegah ketombe muncul.

Hindari Penggunaan Hijab yang Terlalu Ketat

Selain itu penting menghindari penggunaan hijab yang terlalu ketat. Hijab yang terlalu ketat dapat menahan panas dan keringat di kulit kepala. 

Tekanan berlebih di kulit kepala bisa menghambat sirkulasi udara dan menyebabkan rambut lebih mudah lepek dan lembap. Pilih gaya hijab yang nyaman dan longgar, terutama saat cuaca panas atau aktivitas padat.

Cuci Hijab Secara Rutin

Kebersihan hijab juga perlu dijaga. Jangan menunggu hijab kotor untuk mencucinya. Hijab dan dalaman hijab yang dipakai langsung bersentuhan dengan kulit kepala, menyerap keringat, minyak, dan debu setiap harinya. 

Kain yang digunakan berulang-ulang tanpa dicuci dapat menyimpan kotoran, minyak, dan bakteri yang memperburuk kondisi kulit kepala.

Cuci hijab dengan detergen hypoallergenic untuk menghindari iritasi.

Penting juga mengganti hijab secara berkala. Hindari menggunakan hijab yang sama seharian, terutama jika berkeringat. Jika jarang diganti atau dibersihkan, tumpukan kotoran bisa menjadi sumber masalah kulit kepala.

Gunakan Shampo Anti-Ketombe

Pilih shampo yang diformulasikan khusus untuk mengatasi ketombe. Shampo yang mengandung bahan antijamur seperti zinc pyrithione, tea tree oil, ketoconazole, atau selenium sulfida dapat membantu mengontrol pertumbuhan jamur dan mengurangi iritasi kulit kepala.

Gunakan Masker Rambut Alami Secara Berkala

Manfaatkan bahan-bahan alami seperti lidah buaya, minyak kelapa, atau cuka apel untuk menutrisi dan menyeimbangkan kondisi kulit kepala.

Keringkan Rambut dengan Baik

Pastikan rambut dan kulit kepala benar-benar kering sebelum mengenakan hijab. Hindari mengenakan hijab saat rambut masih basah atau lembap karena hal ini menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme, termasuk jamur Malassezia.

Hindari Produk Berlebihan

Penggunaan produk styling atau perawatan yang berlebihan bisa menyebabkan penumpukan residu di kulit kepala. Pilih produk yang ringan dan sesuai dengan jenis kulit kepala Anda.

Perawatan Rutin dan Pijat Kulit Kepala

Melakukan pijatan lembut pada kulit kepala saat mencuci rambut dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu mengurangi ketombe. Pijat juga dapat membantu menyebarkan minyak alami kulit kepala secara merata.

Konsultasi dengan Dokter atau Dermatologis

Jika masalah ketombe terus berlanjut atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan. Dokter dapat memberikan saran pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi kulit kepala dan riwayat kesehatan Anda.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, wanita berhijab tidak hanya dapat mengurangi risiko ketombe yang parah, tetapi juga menjaga kesehatan kulit kepala secara keseluruhan. Setiap individu memiliki kondisi kulit kepala yang unik, sehingga penting untuk menemukan rutinitas perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi.

Dengan rutinitas perawatan yang tepat, wanita berhijab tetap bisa memiliki rambut sehat dan kulit kepala bebas dari ketombe. Merawat rambut bukan hanya soal penampilan, tetapi juga bagian dari menjaga kesehatan diri secara keseluruhan.

Jadi, mulai sekarang—jangan hanya memperhatikan warna dan model hijab. Perhatikan juga bahannya dan cara merawatnya. Rambut yang sehat di balik hijab akan membuatmu merasa lebih nyaman dan percaya diri sepanjang hari.

Posting Komentar untuk "Wanita Berhijab Lebih Rentan Berketombe? Hasil Studi Menunjukkan Faktanya"

close